Tuesday, November 24, 2009
Tipe bahan galian
Dalam pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan, data tentang bahan galian lain dan mineral ikutan yang dijumpai harus dicatat untuk mencegah/menghindari potensi bahan galian yang terabaikan keberadaannya.
Keberadaan bahan galian lain dan mineral ikutan dalam rangka kegiatan usaha pertambangan dapat terganggu saat kegiatan operasi produksi, oleh karena itu potensi yang ada perlu dikelola atau ditangani agar nilai ekonominya tidak berkurang atau hilang.
Peluang pemanfaatan atau penanganan bahan galian lain dan mineral ikutan memerlukan kelengkapan data tentang bahan galian tersebut sejak tahapan eksplorasi, sehingga data tentang bahan galian lain dan mineral ikutan perlu disajikan secara lengkap dan sistematis sebagai dasar perencanaan kegiatan operasi produksi dan penerapan konservasi bahan galian.
Tipe bahan galian / mineral ikutan berdasarkan penilaian kategori teknologi kelas sumber daya dan cadangan bahan galian dan mineral ikutan dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) tipe yaitu :
1. Tipe 1 : Bahan galian lain / mineral ikutan berpotensi pengusahaan, yaitu kelompok bahan galian lain / mineral ikutan yang memiliki potensi tinggi untuk diusahakan.
2. Tipe 2 : Bahan galian lain / mineral ikutan berpotensi pengembangan, yaitu kelompok bahan galian lain / mineral ikutan yang memiliki potensi sedang / menengah dan memiliki kemungkinan untuk dikembangkan sebagai komoditas usaha pertambangan.
3. Tipe 3 : Bahan galian lain / mineral ikutan berpotensi sumberdaya, yaitu kelompok bahan galian lain / mineral ikutan yang memiliki potensi rendah dan belum dapat dikembangkan sebagai komoditas usaha pertambangan.
Thursday, June 4, 2009
Potensi Zeolit
Di Desa Tanggaran Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek
Salah satu lokasi zeolit di Kabupaten Trenggalek yang telah dilakukan eksplorasi adalah di Desa Tanggaran Kecamatan Pule. Luas wilayah di daerah ini yang mengandung zeolit adalah 40 Ha (25 Ha lahan milik masyarakat dan 15 Ha lahan milik Perhutani). Ketealan lapisan zeolit di daerah ini lebih dari 10 meter dengan pelamparan yang cukup luas. Dari hasil eksplorasi jumlah cadangan (reserve) di daerah ini mencapai 5.390.458,10 m3.
udara, pengeringan gas freon, dll.
Saturday, May 9, 2009
Batu Kapur
Batu kapur secara geologi dapat terjadi dengan beberapa cara yaitu secara organik, secara mekanik dan secara kimia. Sebagian besar batu kapur di alam terjadi secara organik, yaitu terjadi dari hasil pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang.
Batu kapur yang terjadi secara mekanik yaitu terjadi dari hasil perombakan dari hasil dari batu kapur yang sudah ada kemudian terbawa oleh arus dan kemudian diendapkan yang tidak jauh dari tempatnya semula. Sedangkan batu kapur yang terjadi secara kimia yaitu terjadi dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut maupun air tawar.
Selain itu batu kapur dapat terjadi dari hasil peredaran air panas alam yang melarutkan lapisan batu kapur di bawah permukaan, yang kemudian diendapakan kembali di permukaan bumi.
Batu kapur bisa berwarna dan diklasifikasikan namanya, tergantung dari unsur pengotornya. Magnesium, lempung, pasir, mangaan dan unsur organik merupakan unsur pengotor yang mengendap bersama-sama pada saat proses pengendapannya. Keterdapatan unsur pengotor tersebut bisa memberikan klasifikasi jenis batu kapur. Apabila unsur pengotornya magnesium, maka batu kapur tersebut diklasifikasikan sebagai batu kapur dolomitan, bila unsur pengotornya lempung, kama batu kapur tersebut diklasifikasikan sebagai batu kapur lempungan. Bila unsur pengotornya pasir maka disebut batu kapur pasiran.
Warna batu kapur yang kemerah-merahan disebabkan oleh unsur mangaan, sedangkan yang berwarna hitam bisa disebabkan oleh adanya unsur organik.
Batu kapur dapat bersifat keras dan padat, tetapi dapat pula sebaliknya. Selain yang pejal (masive) dijumpai yang poreus. Batu kapur juga bisa menjadi berhablur jika mengalami proses metamorfosa yaitu karena pengaruh tekanan dan panas, seperti pada batuan marmer. Batu kapur yang mengalami proses metamorfosa akan berubah kenampakan maupun sifat-sifatnya. Selain itu air tanah juga dapat mempengaruhi pengahbluran pada permukaan batu kapur, sehingga bisa berbentuk hablur kalsit.
Batu kapur juga bisa dijumpai di gua dan sungai bawah tanah. Ini terjadi sebagai akibat reaksi tanah. Air hujan yang mengandung CO3 dari udara maupun dari hasil pembusukan zat-zat organik di permukaan setelah meresap ke dalam tanah dapat melarutkan batu kapur yang dilaluinya, sehingga lambat laun akan terbentuk rongga-rongga di dalam tubuh batu kapur tersebut.
Di Kabupaten Trenggalek, banyak sekali dijumpai batuan ini dan cadangannya cukup besar, tetapi belum ada investor besar yang tertarik untuk mengusahakannya. Mungkin salah satu faktornya adalah karena transportasi dan lokasinya ada di lokasi milik Perhutani.
Sunday, April 12, 2009
Bijih Besi
Friday, March 27, 2009
Dolomit
Dolomit merupakan variasi batugamping yang mengandung < 50% karbonat. Secara geologi dolomit dapat terbentuk karena proses primer maupun sekunder. Secara sekunder dolomit terjadi karena proses dolomitisasi yaitu proses perubahan mineral kalsit menjadi dolomit, selain itu dapat juga terbentuk karena diendapkan secara tersendiri sebagai endapan evaporit. Dolomit primer berbentuk urat, yang terbentuk bersama-sama dalam jebakan bijih.
Dolomit mempunyai struktur kristal rhombohedral yang mempunyai komposisi kimia CaMg(CaCO3)2 atau manganodolomit dan berkomposisi MgFe(CaCO3)2 atau ferrodolomit. Umumnya dolomit berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan, kekerasan 3,5 – 4, berifat pejal, berat jenis 2,8 – 2,9, berbutir halus-kasar, mudah menyerap air, mudah dihancurkan.
Dolomit banyak digunakan untuk keperluan bahan bangunan, pertanian, dalam industri dolomit banyak digunakan pada industri refraktori, tungku pemanas atau tungku pencair, meningkatkan pH tanah, sebagai pengisi dalam isndustri cat, industri kaca, plastik, kertas, bahan pembuat semen, industri alkali, pembersih air, industri ban, industri obat-obatan dan komestik, campuran makanan ternak, industri keramik, bahan penggosok.
Monday, February 16, 2009
Zeolit
Zeolit alam merupakan senyawa alumino-silikat terhidrasi dengan unsur utama yang terdiri dari kation alkali dan alkali tanah. Senyawa ini berstruktur tiga dimensi dan mempunyai pori yang dapat diisi oleh molekul air.
Secara geologi endapan zeolit terbentuk karena proses sedimentasi debu vulkanik pada lingkungan danau yang bersifat alkali (air asin), proses diagenetik (metamorfosa tingkat rendah) dan proses hidrotermal.
Mineral zeolit yang paling umum dijumpai adalah (Na,K)2O, Al2O3. 10 SiO2. 8H2O. Perbandingan antara atom Si dan Al yang bervariasi akan menghasilkan banyak jenis atau spesies zeolit yang terdapat di alam. Ada lebih dari 50 jenis zeolit, namun mineral pembentuk zeolit terbesar ada 9 jenis, yaitu analsim, khabazit, klinoptilolit, erionit, mordenit, ferrierit, heulandit, laumontit dan fillipsit. Di Indonesia jenis zeolit yang terbanyak adalah klinoptilolit dan mordenit
Penggunaan zeolit pada umumnya didasarkan pada sifat-sifat kimia dan fisika zeolit, seperti penyerap, penukar kation dan katalis, yaitu digunakan di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, industri, bidang energi, bahan bangunan dan industri pesawat.
Sunday, February 8, 2009
Mineral Feldspar
Felspar adalah nama kelompok mineral yang terdiri atas potasium, sodium dan kalsium alumino silikat. Pada umumnya kelompok ini terbentuk oleh proses pneumatolitis dan hidrotermal yang membentuk urat pegmatit. Felspar ditemukan pada batuan beku, batuan erupsi dan metamorfosa, baik bersifat asam maupun basa.
Bersasarkan keterdapatannya endapan felspar dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu endapan felspar primer, diagenetik, aluvial. Felspar primer terdapat dalam batuan granitis, felspar diagenetik terdapat dalam batuan sedimen piroklastik, sedangkan felspar aluvial terdapat dalam batuan yang telah mengalami metamorfosa. Felspar yang mempunyai nilai ekonomis yang baik adalah felspar yang berasal dari batuan asam.
Secara mineralogi felspar dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok mineral yaitu alkali felspar dan plagioklas. Felspar mempunyai nilai kekesaran 6 – 6,5 skala Mosh, berat jenis 2,4 – 2,8, warna dari putih keabu-abuan, merah jambu, coklat, kuning dan hijau.
Felspar adalah mineral alumina anhidrat silikat yang berasosiasi dengan unsur Kalium (K), Natrium (Na) dan Calsium (Ca) dalam perbandingan yang beragam. Mutu felspar ditentukan oleh kandungan oksida kimia K2O dan Na2O yang relatif tinggi diatas 6%, oksida Fe2O3 dan TiO2.
Felspar digunakan di berbagai industri, sebagai bahan pelebur/perekat pada suhu tinggi, pembuatan keramik halus seperti barang pecah belah, saniter, isolasi dan industri gelas/kaca.
Bentonit
Bentonit adalah istilah dari lempung monmorilonit yang dikenal dalam dunia perdagangan dan termasuk kelompok dioktohedral. Secara geologi bentonit terjadi karena dari hasil pelapukan, hidrotermal, akibat transformasi dan sedimentasi.
Ada 2 tipe dari bentonit yaitu :
1. Tipe Wyoming (Na-betonit)
Bentonit ini mempunyai kemampuan mengembang hingga delapan kali apabila dicelupkan didalam air dan tetap terdispersi beberapa waktu di dalam air.
Kegunaan dari bentonit tipe ini adalah sebagi lumpur pembilas pada pengeboran, pembuatan pellet bijih besi, penyumbat kebocoran bendungan dan kolam, bahan perekat, pengisi (filler).
Dalam keadaan kering berwarna putih atau cream, pada keadaan basah dan terkena sinar matahari akan berwarna mengkilap, mempunyai pH 8,5 – 9,8
2. Mg, Ca-bentonit (Sub-bentonit-Meta Bentonit)
Bentonit ini kurang mengembang apabila dicelupkan kedalam air, mempunyai pH 4-7.
Dalam keadaan kering berwarna abu-abu, biru, kuning, merah dan coklat.
Kegunaan untuk proses pemurnian minyak goreng, pembersih minyak bakar, pelumnas, minyak goreng, farmasi, kertas, keramik, pembuatan Na-bentonit sintetis.
Bentonit mempunyai kemampuan yang tinggi untuk menjernihkan warna seperti pada pengolahan minyak yang berasal dari binatang atau tumbuh-tumbuhan.
Mineral Kalsit
Endapan kalsit merupakan hasil retrukturisasi batugamping yang mengkristal setelah mengalami proses pelarutan. Umumnya terjadi pada batugamping atau marmer dalam masa kristalin yang berlapis dan berupa stalaktit dan stalakmit.
Kalsit yang berkomposisi kimia CaCO3 dapat ditemukan dalam keadaan murni dan tidak, tergantung kepada kandungan mineral pengotornya. Mineral pengotor ini terbentuk karena adanya subtitusi unsur Ca oleh unsur logam seperti Mg, Fe, Mn. Dalam prosentase tertentu mineral pengotor kalsit akan membentuk mineral kapur lain seperti dolomit, ankerit dan kutnakorit.
Kalsit mempunyai benuk prismatik, tabular, rhombohedral, massive, berbutir kasar sampai sangat halus. Berat jenis kalsit murni adalah 2,71. Kalsit murni tidak berwarna dan transparan, warna akan berubah sesuai dengan subtitusi yang terjadi seperti kuning, pink, biru, lavender, kehijauan, abu-abu, hitam. Mempunyai tingkat kekerasan 3 pada skala Mohs, belahan rhombohedral.
Endapan kalsit sebagian besar ditemukan dalam bentuk lensa-lensa atau merupakan asosiasi endapan mineral yang lain, dan jarang ditemukan endapan kalsit murni dalam ukuran besar.
Kalsit dipergunakan untuk keperluan pertanian, industri kimia, industri makanan, industri metalurgi, industri konstruksi.
Tuesday, January 27, 2009
Mineral Kaolin
Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung dengan kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak keputihan. Kaolin mempunyai komposisi hidrous alumunium silikat (2H2O.Al2O3.2SiO2), dengan disertai beberapa mineral penyerta.
Proses pembentukan kaolin (kaolinisasi) dapat terjadi melalui proses pelapukan dan proses hidrotermal alterasi pada batuan beku felspartik, mineral-mineral potas aluminium silka dan feldspar diubah menjadi kaolin. Endapan kaolin ada dua macam, yaitu: endapan residual dan sedimentasi.
Mineral yang termasuk dalam kelompok kaolin adalah kaolinit, nakrit, dikrit, dan halloysit (Al2(OH)4SiO5.2H2O), yang mempunyai kandungan air lebih besar dan umumnya membentuk endapan tersendiri.
Sifat-sifat mineral kaolin antara lain, yaitu: kekerasan 2 – 2,5, berat jenis 2,6 – 2,63, plastis, mempunyai daya hantar panas dan listrik yang rendah, serta pH bervariasi.
Potensi dan cadangan kaolin yang besar di Indonesia terdapat di Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung, serta potensi lainnya tersebar di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Sulawesi Utara.
Kegunaan dan manfaat kaolin banyak dipakai sebagai bahan pengisi (filler), pelapis (coater), barang-barang tahan api dan isolator. Kegunaan kaolin sangat tergantung pada karakteristiknya karena karakteristik berpengaruh terhadap kualitasnya.
Kaolin dipakai di keramik, obat, melapisi kertas, sebagai bahan tambahan makanan, odol, sebagai bahan menyebarkan sinar di bola lampu pijar agar putih, bahan kosmetik. Juga dipergunakan di cat dan mengubah tingkat kilauan;